Sekitar bulan November tahun lalu (baca: 2014) kantor ku mengadakan gathering akhir tahun, salah satunya adalah Ijen Crater yang terletak di Banyuwangi, Jawa timur. Waktu itu kami menginap di mirah hotel yang terletak di Jl. Yos Sudarso No. 28 Banyuwangi. Sesuai judulnya ya, harga hotel ini lumayan lah terjangkau, kantor sekalian inspeksi hotel nih ceritanya. Bagi yang standart hotelnya tinggi mungkin bisa di Ketapang Indah, hotel yang di pakai tamu2 manca kantor.
Dari hotel kami di jemput dengan jeep. Dulu jalan menuju Ijen masih jelek dan lebih cucok kalau menggunakan Jeep, tapi sekarang sudah di aspal dan sesungguhna bisa berkendara dengan mobil pribadi sampai Paltuding, tapi ada informasi yang kami terima bahwa menuju paltuding sebaiknya masih menggunakan jeep. Paltuding yaitu tempat start pendakian kawah ijen dan camping ground, di sini aku lihat ada tempat untuk para pendaki menginap (bukan hotel, hanya rumah panggung untuk tidur),bagi yang mau melihat blue fire keindahan kawah ijen yang bisa di nikmati pada dini hari sekitar jam 01.00 – 02.00 sebelum matahari terbit, dimana cahaya biru di hasilkan dari tingginya suhu kawah. Aku belum melihat bagaimana indahnya bluefire dengan mata kepala sendiri, tapi aku harap kelak aku bisa kesana lagi untuk melihat keindahannya pada dini hari. Melihatnya di siang hari pun tak kalah menakjupkan mas dab.
Begini foto Blue fire yang aku ambil dari mbah gugel, Maap ya yang punya foto,, aku pinjem,, 😆
Perjalanan menuju paltuding menggunakan jeep melewati hutan yang masih lebat dan mungkin masih ada hewah liarnya, dan aku rasa para investor kaya raya itu sudah ada yang mengincar lokasi ini untuk membuat resort2 megah,, hoho sudah biasa. Di paltuding ada sedikit warung kalau tak salah hitung ada dua, warung sederhana ini menyediakan makanan favorit para anak kost seperti p*pmie dan ind*mie rebus lengkap telornya, dari sumber informasi lain mengatakan kalau sebenernya warung ini menyediakan makanan untuk para penambang batu belerang saja, tapi tak sedikit para wisatawan juga makan disini. Warung ini juga menyewakan tongkat yang terbuat dari bambu untuk membantu pendaki.
Suhu di paltuding waktu itu masih dingin dong, apalagi waktu mencoba air di toiletnya,, tambah brrr gitu. Tapi setelah 5 menit memulai pananjakan terasa lah sudah jaket tebal yang ku pakai mulai menyiksa, panas si enggak, wong kanan kiri kulihat saja banyak pohon cemara,, (halah) keringatnya itu loh,,sumug kata ora jawa, lama kagak naik2 puncak gunung sayah. jarak penanjakan dari paltuding sampai kawah sekitar 3km,, kelihatannya deket ya,, kalo pake motor, disini kagak ada ojek loh ya. 5 sampai 10 menit masih senyam senyum gitu naik sini,,, 15 menit kemudian pada manyun. Kata guide2 yang bawa tamu ku itu si berkata kalau mereka para bule naik turun ijen hanya butuh 1,5 – 2 jam aja,,,, iyeee mereka itu mungkin di negaranya sono biasa jalan kali ya,, kakinya kan juga panjang panjang kayak bambu, e masa iya kita kalah sama nenek2 bule,, berangkat dari paltuding bareng,,, nah ketemu lagi dia dah jalan balik pulang,, kita masih belom nyampe dong,,, hihihi 😆 . Kita orang lokal yang baru pertama naik ijen membutuhkan kurang lebih 2jam juga ,,, iya dua jam perjalan naik doang,,,, belum turunnya jadi 4 sampe 5 jam dong dab.
Di Perjalanan naik kawah,kita banyak menjumpai para penambang belerang yang akan berangkat dengan membawa keranjang yang di panggul kanan kiri menggunakan kayu atau bambu, tak jarang juga kita berjumpa dengan penambang yang turun dengan berkucuran keringat sambil beberapa ada yang menawarkan souvenir belerang berbagai bentuk seperti boneka, bunga, yang sengaja di cetak kecil2 untuk di jual. Sempat aku bertanya sama salah satu penambang yang kami jumpai sewaktu ia akan berangkat naik, dari percakapan aku mengetahui bahwa perjuangan mereka sangatlah berat dan istimewa, dalam satu hari umunya para menambang dua kali, aku aja yang baru setengah perjalanan berasa mau copot ini dengkul,, si bapak2 ini dua kali naik turun kadang lebih dengan berkilo2 batu di pundak mereka.
Berikut foto- foto para penambang hebat yang berhasil ku abadikan,
Di tengah (bukan tengah siii,, mungkin 3/4 perjalanan) rute yang melelahkan ini ada pondok bunder, sebuah pos tempat penimbangan belerang sekaligus tempat peristirahatan, ada teh dan kopi hangat di sini, ada juga batu – batu belerang kecil seperti yang di tawarkan para penambang di bawah tadi di jual di sini, dan lebih beragam tentunya. Di sini aku mendengar percakapan seorang yang (mungkin artis karna pas ada liputan kayak My Trip My Adventure yang di tipi2 gitu deh..) sedang tawar menawar harga dengan seseorang, si embak ini kayaknya kaki nya terkilir dan tak bisa meneruskan perjalanan (mungkin akan turun) sehingga ia harus di tandu,,, yesss,, di sini kalo pengen lihat indahnya kawah ijen tanpa capek ada jasa tandu,,, kayak raja gitu,, di gotong 4 atau 5 orang,, kalau gag salah info ya,,, ongkosnya 500ribu,,, hihihi.
Perjalanan kami yang melelahkan itu,, kebayar sudah dengan indahnya pemandangan yang berliku liku,, sayang hutan disini sebagian terbakar habis,,, benar-benar hangus karna masa kemarau. warna pohon yang belum terbakar indahnya luar biasa,, merah hijau kuning kelabu di hiasai pegunungan dan di tambah birunya langit yang cerah,,, Subhanallah,,, indah sekaliii. Mencapai bibir kawah yang luar biasa indah, asap belerang yang mengepul tinggi di hijaunya kawah… superr,, aku gag bisa ngungkapin satu persatu indahnya.
Berikut keindahan Kawah Ijen di Siang hari yang ku abadikan,
Dan ini sekilas foto narsis,,, indah juga bukan?? 😆
Wah..kebayang asyiknya berjalan di puncak sambil melihat kawah Ijen di bawahnya, pengen tapi kapan ya ke sana..
Salam dari blog “Butir-Butir Mutiara”
asyik bingit pak, tapi syang bingit aku terburu buru di atas sini,, jadi gag poool yang foto2 dan gag sempet turun ke area penambangan
pengen banget ke sini…
ayoo di sempatkann 😀
iyaa… sering nyari grup ngebolang ke sana tapi blm ketemu yang cocok waktunya… 😛
Haduh kebayang kalo aku yang jalan, bisa tiga jam kali mba. Tapi pengen banget, mupeng liat fotonya.
ini perjalanan yang lambat sekali kok mba,, hihihi, pulangnya yang cepet mbak,, nahan kebelet, kan dingin sekali,, gag ada toilet
pingin ke kawah ijeeennnn *gigit botol*
gigit roti saja kan enak,, hihi
hasilnya jepritannya keren-keren.. saya lebih terkesan foto-foto para penambang dari foto Blue Firenya.
salam kenal bunda 🙂
salam kenal mba Elra,, makasih makasih
pengen banget ke sini
fotonya keren-keren deh mba 🙂
makasih mba dita,, di sempetin kesini mba,, dari pada keluar negri,, negri sendiri banyak banget yang indah
Fotonya bagus banget pas lagi kering ya pohon2nya. Pas kesana dulu aku lagi hijau semua dan bintangnya buanyak banget.
thank you mba non, berarti pas liat blue fire ya?