Liburan kali ini aku habiskan waktu ke Ullen Sentalu, pernah denger?? Mari kuceritakan sedikit berdasar ingatanku menangkap penjelasan mbak guide nya.. 😆
Jam normalnya Ullen Sentalu buka adalah jam setengah Sembilan, tapi kemaren aku dateng pas tanggal merah Idul Adha jadi buka nya molor jadi jam 10, turun lagi deh di sambi makan sate dan tongseng kelinci dulu… 😀
Jam 10 pun tiba,, bagian depan museum asri banget loh,, banyak akar menjulur kemana mana menambah asri pemandangan, Ullen sentalu merupakan singkatan “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” , artinya: “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Blencong? Apa tuh blencong? Blencong itu lampu latar yang di gunakan dalam wayang kulit yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Di depan pintu masuk kita disambut sama mbak Ani yang menyapa ramah sekali. Disamping pintu masuk yang masih tertutup itu tertulis aturan dalam museum yang gag boleh poto2, gag boleh makan minum selama tour, dan gag boleh pegang koleksi.
Setelah 10 menit nunggu di depan pintu, datenglah mbak berwajah agak tembem dan manis, namanya mbak pipit, mbak pipit menyapa dan menerangkan aturan main sebelum tour dimulai. Rombongan ku ada sekitar 15 orang, yahh lumayan rame ya.. aku pilih di belakang aja,, nanti kalo abbad ngrengek tiba tiba gaswat dong.
Museum Ullen Sentalu mulai dirintis pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, yang merupakan tanggal bersejarah bagi kota Yogyakarta. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong. setelah masuk ke dalam lorong buatan yang menyimpan banyak benda bersejarah kerasa banget nostalgianya, berasa lagi di jaman belanda gitu (lebay :p ), sebagian benda di dalam museum adalah peninggalan dari Keraton seperti Set Gamelan. Banyak lukisan yang sengaja di lukis oleh pihak yayasan sebagian besar di adopsi dari foto aslinya, kebanyakan adalah lukisan anggota keluarga Kraton dan moment moment penting di kala dulu.
Ada satu ruangan khusus yang menceritakan dan mengumpulkan koleksi tentang Siti Nurul Kusumawardhani, putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur, ruangan ini di sebut ruang Putri dambaan. Sesuai judulnya putrid dambaan, beliuan emang putrid dambaan setiap lelaki di masanya, tau kah bahwa Ir.Soekarno dulu juga mendambakan putrid vantik ini dan melamarnya, tapi karna prinsipnya adalah tak mau di poligami (dan satu satunya putri yang menentang tak mau di poligami) maka bye bye lah lamaran Soekarna 😆 .Menampilkan dokumentasi foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951). Putri yang satu ini memiliki pemikiran yang modern pada masanya, dari penampilannya yang memakai sepatu highheels hehe… dari hobinya yang berkuda tapi tetap anggun.Melalui foto-foto tersebut tersaji muatan budaya yang bersifat intangible, seperti: ritual-ritual tahapan kehidupan seorang putri kraton beserta segala pernak-perniknya yang merupakan kekayaan warisan budaya Jawa. Ruang ini sangat istimewa karena terasa kedekatannya dengan Sang Tokoh, yang meresmikan sendiri Ruang Putri Dambaan tersebut pada ulang tahun ke-81 pada tahun 2002, dan sampai sekarang beliau tinggal di Bandung dan masih sugeng loh. Seperti ada ikatan batin antara tokoh dan Ruang Putri Dambaan karena album perjalanan hidup putri Mangkunegaran ini dititipkan secara pribadi dalam ruang tersebut di Museum Ullen Sentalu.
- gusti nurul nari di belanda dengan iringan gamelan yang di siarkan radio di Solo
Ruang ruang lainnya antara lain ruang batik Solo dan Batik Jogja yang memiliki perbedaan warna dan corak dan segala macam filosofi nya, ruang khusus untuk menampilkan lukisan lukisan raja mataram. Ruang untuk menunjukan surat surat cinta para putrid untuk kekasihnya, ceritanya salah satu putri ini ada yang patah hati loh, karna cintanya gag di restui sama ibunya dengan alas an tidak selepel 😥 .
Ditengah tour kita di suruh masuk dalam sebuah ruangan untuk istirahat dan dikasih minuman satu sloki kecil, rasanya seperti campuran jahe dan rempah rempah lain, sekilas kayak bajigur. Kata mbak guide si bisa bikin awet muda,, hihi kalo tua mah tua aja 😛
Setelah kurang lebih satu jam di ajak keliling guide,, akhirnya tour pun berakhir, para tamu di persilahkan poto2 atau belanja batik atau makan dulu di restonya beukenhof,, kalo aku sih pilih langsung pulang aja hehehee (mahal gileeee 😛 )
Belum pernah main ke Ullen Sentanu.. pastinya nih museum membuka cakrawala kt tentang kesejarahan Yogyakarta dan Surakarta.
ayo ayo main ke jgj dan mampir ke ullen sentalu,,
selain membuka cakrawala juga bisa membuka aura dengan mampir ke totok aura di jgj hehehe 😆
asiik, itu lokasi wisata yang klasik bangeet ya.. asrii… untuk foto2 pre wedding cakep tuh..
jadi pengin main lagiii
wahhh terimakasih kalo ke jogja kesana asyikkkk nice